Total Tayangan Halaman

Sabtu, 26 Februari 2011

MODEL ENTREPRENEURSHIP

FUNGSI DAN MODEL PROSES KEWIRAUSAHAAN
MKWR II


A. PERAN KEWIRAUSAHAAN

            Wirausahawan biasanya menikmati permainan bisnisnya dengan resiko yang diperhitungkan dan tidak mau menyerah meskipun menghadapi tantangan seberat apapun keadaannya. Kewirausahaan adalah keterampilan yang dapat dipelajari dan dikembangkan, oleh karena itu sebelum menjadi wirausahawan dapat mempertimbangkan manfaat menjadi wirausahawan dan menjadi pemilik bisnis.
Manfaat itu antara lain :
1. Peluang mengendalikan sendiri : memberikan kebebasan dan peluang untuk menentukan untuk sasaran yang penting bagi dirinya .
2. Kesempatan melakukan perubahan : melakukan perubahan yang dianggap penting.
3. Peluang untuk menggunakan potensi sepenuhnya : bisnis merupakan alat aktualisasi diri dimana pertumbuhan diri diri hanya dibatasi oleh bakat dan kekuatan sendiri.
4. Peluang untuk meraih keuntungan tanpa batas : keuntungan tanpa batas bisa menjadi motivasi untuk menciptakan kekayaan atau memperoleh lebih banyak kesenangan.
5. Peluang untuk berperan bagi masyarakat dan mendapatkan pengakuan atas usaha sendiri : memberikan citra yang baik bagi perekonomian nasional atau masyarakat sekitarnya adalah kepuasan pribadi baginya.
6. Peluang melakukan sesuatu yang disukai : membuat  pekerjaannya menjadi suatu kesenangan hidup karena mereka tertarik dan menyenangi pekerjaan tersebut.

Kelemahan menjadi wirausahawan antara lain adalah :
1. Pendapatan yang tidak pasti : bisnis yang dijalankan belum memberikan kepastian akan jaminan cukup uang untuk hidup sesuai dengan yang diinginkan. Pemilik adalah orang terakhir yang mendapatkan gaji , tetapi menjadi orang pertama yang menanggung kerugian.
2. Resiko kehilangan seluruh investigasi : Tingkat kegagalan bisnis relative tinggi. Berdasarkan penelitian bahwa 24% bisnis baru, gagal dalam 2 tahun, 51% tutup dalam waktu 4 tahun, dan 63% gulung tikat setelah 6 tahun. Penelitian ini membuktikan bahwa wirausahawan patut mempersiapkan diri secara psikologis dampak kegagalan.
3. Kerja lama dan kerja keras: membutukan tenaga ekstra di saat pegawai lain tidak bekerja karena harus mampu memberikan waktu lebih dari yang diharapkan pelanggannya dan rela untuk untuk tidak menerima upahnya. Bersedia bekerja keras.
4. Mutu hidup yang rendah sampai bisnisnya mapan : waktu yang panjang tersita hanya untuk bisinis dan seringkali keluarga terabaikan. Padahal pemula bisnis di Indonesia biasanya 25 tahun dan usia tersebut adalah usia membentuk keluarga.
5. Ketegangan mental yang tinggi : Ketegangan mental terjadi akibat penanaman modal yang berdampak pada kekhawatiran akan pengelolaannya. Frustasi sering diderita tatkala lingkungan ekonomi melemahkan kekuatan modalnya.
6. Tanggungjawab penuh : kemampuan menguasai keahlian hanya tertentu saja dan tidak di semua bidang, oleh karena itu keputusan seringkali membebaninya dengan ketidakyakinan atas hasil. Biasanya karena kurang pengalaman dan pengetahuan.

B. PROSES KEWIRAUSAHAAN
          Kewirausahaan diawali dengan inovasi yang dipicu oleh factor pribadi, lingkungan dan sosiologi. Perintisan kewirausahaan dipicu oleh ketiga factor tersebut;
Faktor Pribadi antara lain :
1. Pencapaian locus of control : pengendalian internal
2. Toleransi : menghargai orang lain
3. Pengambil resiko : memperhitungkan resiko
4. Nilai-nilai pribadi : prinsip diri, agama, budaya
5. Pendidikan : pengetahuan dan implemantasinya
6. Pengalaman : pengamatan dan pengalaman pribadi
7. Ketidakpuasan : tidak berpuas diri
8. Usia : Semangat, kekuatan, dan fisik
9. Komitmen :Kesanggupan 

Faktor lingkungan yang berpengaruh antara lain adalah :
1. Peluang : Situasi menguntungkan
2. Model peranan : tanggungjawab masing-masing dilingkungannya.
3. Aktivitas : Koordinasi
4. Pesaing : Industri yang sama
5. Inkubator : sumber ide
6. Sumber daya : alam, manusia, teknologi
7. Kebijakan pemerintah: peraturan bisnis.

Faktor Sosiologi
1. Jaringan kelompok : Dua oaring atau lebih bergabung secara formal ataupun non formal untuk berinteraksi dengan kelompok lain.
2. Orang tua : Penentu kehidupan anaknya
3. Keluarga : kekerabatan
4. Model peranan : tanggungjawab individu dalam berperilaku

C. TAHAPAN KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan dimulai dengan tahap perintisan. Di awal bisnis, wirausahawan menciptakan ide sehingga penting untuk mempersiapkan perencanaan pokok kearah pencapaian tujuan. Ide yang berhasil adalah ide yang mempertimbangkan inovasi.
Lima macam pembedaan inovasi oleh Joseph Schumpeter yakni :
1.    Inovasi diartikan memproduksi sesuatu benda yang kualitasnya
    Berbeda.
2. Inovasi diartikan memproduksi sesuatu benda dengan cara yang baru yang belum pernah dirintis siapapun juga.
3. Inovasi diartikan memasuki pasar baru yang belum pernah dimasuki industri tertentu.
4. Inovasi diartikan menggunakan bahan-bahan baku atau barang setengah jadi yang belum dipergunakan oleh suatu industri.
5. Inovasi diartikan mengorganisasi produksi dalam bentuk baru.

Pola berfikir inovatif antara lain :
1. Imajinatif yakni berfikir tanpa dibatasi oleh kenyataan pada saat itu, berfikir dengan dasar kemungkinan.
2. Spekulatif : Berfikir berdasar pada asumsi, intuisi, dan perkiraan pada analisis dan fakta.
3. Konseptual : Penyelesaian masalah didapatkan dengan cara mengambil intisari dari beberapa contoh yang berlainan dan bervariasi.
4. Interpersonal : Manusia dihargai dan diperlakukan sebagai asset yang paling penting dalam organisasi, penekanannya pada kontribusinya.
5. Impulsif : Ide baru dan kesempatan diterima secara terbuka dan didukung dengan kemampuan .
6. Belajar : mau bertanya dan ingin tahu serta berkemauan keras terhadap arah dan tujuan.
7. Mancari : mencari tahu dan tidak harus tahu secara pasti.
8. Reseptif : terbuka terhadap saran dan bantuan.
   
Pemikiran inovatif dapat digagalkan oleh perilaku organisasi.
Perilaku organisasi antara lain :
1. Logis : berfikir berdasarkan apa yang telah terjadi dimasa lalau dari pada apa yang akan terjadi di masa mendatang.
2. Rasionil : keputusan berdasarkan akal sehat dan objektif daripada emosi dan intuisi.
3. Analistis : masalah diselesaikan dengan memilahnya menjadi komponen-komponen dan memeriksanya untuk mengetahui hubungan satu dengan yang lain.
4. Teknis : sangat menghargai pengetahuan yang bersifat sains, objektif dan praktis.
5. Tahu : memerlukan jawaban atas penjelasan semua yang terjadi
6. Pasti : Perlu mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu dibuktikan.
7. Ketakutan : ketakutan atas hambatan inovasi dan ketidaktahuan.
8. Aktif : Melakukan sesuatu yang mempengaruhi sesuatu.
9. Intelektual : budaya berdasarkan tujuan dan dan proses secara rasional dan bukan emosioanal.
10. Terstruktur : sangat memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan proses, kebijakan, prosedur, batasan, definisi, peraturan dan undang-undang.
11. Sekuensial : menghadapi segala sesuatu secara berurutan, teratur dan bergantian.
12. Literal : menganggap segala sesuatunya benar-benar seperti apa adanya jelas dan tidak mendua arti.
13. Konvergen : menyempitkan pemikiran hingga pada suatu alternative .
14. Konservatif : pelan beradaptasi untuk mengadapi perubahan serta menahan diri dan cenderung menghindari resiko.
15. Hati-hati : sangat memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan konsekuensi dan kewaspadaan.
16. Kompetitif : menjadi lebih unggul dibandingkan yang lain.
17. Menghakimi : mempunyai opini dan evaluasi kritis tentang segala sesuatu serta cepat untuk menentukan keputusan.
18. Curiga : berpikir negative atau tanpa bukti.
  

ENTREPRENEURSHIP

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN
MKWR II


A. KONSEP KEWIRAUSAHAAN

Wirausahawan secara umum adalah orang-orang yang mampu menjawab tantangan-tantangan dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Ide adalah hal yang utama. Kemampuan memiliki ide yang cemerlang akan dapat menentukan masa depan bangsa. Setiap orang pasti punya pikiran, tapi hanya sedikit yang punya ide. Ide adalah buah pikiran yang punya arah atau tujuan yang bernilai tinggi untuk diri sendiri dan juga lingkungan .
Dapatlah dinyatakan bahwa wirausaha mendasari pendobrakan kemiskinan karena wirausaha didorong oleh motif berprestasi, optimisme, sikap nilai dan keberhasilan. Kemampuan berwirausaha menunjukkan perilaku kreatif, berinovasi, kerja keras dan berani menghadapi resiko untuk memanfaatkan peluang serta untuk menghadapi tantangan yang mengancam. Oleh karena itu sangat baik kiranya generasi muda mempelajari kewirausahaan, sehingga dapat memiliki perilaku wirausaha.
Kegiatan wirausaha seringkali disebut bisnis. Bisnis dalam hal ini diartikan segala aktivitas untuk mendapatkan keuntungan untuk dapat memperbaiki kualitas hidup.
Kewirausahaan dimaksudkan dari kata wira dan usaha. Wira adalah suatu bentuk kepahlawanan dalam memperjuangkan sesuatu penuh dengan keberanian. Usaha adalah aktivitas yang dilakukan untuk mencapai kemenangan dalam memperjuangkan sesuatu . Wirausaha berarti kemampuan memiliki ide kreatif dan berperilaku dapat memperjuangkan usaha dengan keputusan pengambilan resiko secara bijak untuk meningkatkan kualitas hidup.
          Pengertian kewirausahaan (Entrepreneurship) Sejauh ini masih banyak yang memperdebatkan. Tidak kurang dari 15 ahli kewirausahaan dari berbagai sekolah bisnis telah berupaya mendefinisikannnya. Perdebatan ini di satu sisi penting untuk mempercaya khasanah konsep/disiplin kewirausahaan. 
Wirausaha juga dimaknai terjemahan dari kata entrepreneurship yang didefinisikan oleh Thomas W. Zimmerer adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis, penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.
          Raymond W. Y Kao (1995) menyebutkan kewirausahaan sebagai suatu proses. Yakni Proses Penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru ) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi), tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat. Sedangkan wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan proses penciptaan kesejahteraan / kekayaan dan nilai tambah, melalui peneloran dan penetesan gagasan, memadukan sember daya dan merealisasikan gagasan tersebut menjadikan kenyataan. Dengan kata lain seorang wirausaha adalah orang yang mampu menetas gagasan menjadi realitas.
Kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahlan persoalan dan menghadapi peluang. Sedangkan Inovasi diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan. Wirausaha dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir kreatif, berani mengambil resiko dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, dan proses dalam menghadapi tantangan hidup.
Dalam pengertian tersebut dapat pula diartikan bahwa kewirausahaan tidak terbatas pada kemampuan mengelola bisnis semata sebagai pengusaha tetapi juga siapapun yang mengelola upaya kratif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan sumber daya untuk menemukan peluang demi perbaikan hidup. Jelas sudah bahwa entrepreneurshipatau kewirausahaan tidak hanya dimaksudkan merintis usaha baru sebagai pengusaha tetapi juga seorang pegawai biasa yang bekerja pada instansipun bisa disebut wirausaha bila melakukan inovasi dan kreativitas dan ini yang seringkali disebut dengan intrapreneur.
          Jadi seorang wirausaha adalah orang yang kreatif dan inovatif. Kreatif bila ia memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau mengadakan sesuatu yang belum ada. Inovatif bila ia memiliki kemampuan membuat perbedaan dari yang sudah ada.

B.KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN

Wirausahawan adalah seseorang yang menciptakan sesuatu yang baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkannya. Untuk menjadi pemilik bisnis juga diperlukan kemauan yang kuat untuk bekerja sendiri.
Ada beberapa sifat dasar dan kemampuan yang biasanya ada pada diri seseorang Wirausaha, diantaranya adalah :
1. Wirausaha adalah seorang pencipta perubahan
2. wirausaha selalu melihat perbedaan, baik antar orang maupun antar fenomena kehidupan, sebagai peluang disbanding sebagai kesulitan.
3. Wirausaha cenderung mudah jenuh terhadap segala kemampuan hidup, untuk kemudian bereksperimen dengan pembaruan-pembaruan.
4. Wirausaha melihat pengetahuan dan pengalaman hanyalah alat untuk memacu kreativitas, bukan sesuatu yang harus diulangi.
5. Wirausaha adalah seorang ‘pakar’ tentang dirinya sendiri.
6. Wirausaha berani memaksa diri untuk menjadi pelayan bagi orang lain.
Ciri dan Watak Kewirausahawan disebutkan oleh Geoffrey G. Meredith antara lain adalah :
1. Percaya Diri. Wirausahawan memiliki watak berkeyakinan tinggi, tidak tergantung pada orang lain, individualistis dan optimis.
2. Berorientasi Pada Tugas dan Hasil. Wirausahawan berwatak butuh berprestasi, berorientasi laba, tekun dan tabah, tekad bekerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif.
3. Pengambilan Resiko Dan Suka Tantangan. Wirausahawan memiliki watak mampu mengambil resiko yang wajar.
4. Kepemimpinan. Wirausahawan berperilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain , menanggapi sasaran dan kritik.
5. Keorisinilan. Wirausahawan berwatak inovatif dan kreatif serta fleksibel.
6. Berorientasi ke masa depan. Wirausaha berpandangan ke depan, perspektif.
Pada dasarnya karakteristik yang dikemukakan  di atas menunjukkan model yang dapat dijadikan contoh perilaku wirausaha yakni:
1. Memiliki potensi berprestasi
2. Tidak suka bergantung pada pihak lain
3. Memiliki moral yang tinggi
4. Mempunyai kemauan keras untuk mencapai tujuan dan keberhasilan hidup
5. Memiliki sifat bertanggung jawab
6. Memiliki ketahanan fisik dan mental
7. Memiliki ketekunan dan keuletan dalam bekerja dan berusaha
8. Memiliki pemikiran yang konstruktif dan kreatif
9. Mampu menjadi pemimpin yang handal.

C. PERBANDINGAN ANTARA WIRASWASTAWAN, WIRAUSAHAWAN, DAN MANAJER.

Perbedaan seorang wiraswastawan dengan seorang wirausahawan adalah wirausahawan cenderung bermain dengan resiko dan tantangan . Artinya wirausahawan lebih bermain dengan cara memanfaatkan peluang-peluang dan terdorong untuk berinovasi dengan memaksimalkan peluang yang ada. Sedangkan wiraswastawan lebih cenderung Kepada seseorang yang memanfaatkan modal yang dimilkinya untuk membuka suatu usaha tertentu. Seorang wirausahawan bisa jadi merupakan wiraswastawan, namun wiraswastawan belum tentu wirausaha. Wirausahawan bisa saja seorang manajer mengelola suatu perusahaan yang bukan miliknya. Namun wiraswastawan adalah seorang yang memiliki sebuah usaha sendiri. Wirausahawan bisa disebut sebagai pengusaha. Definisi terkini mengenai seorang Pengusaha adalah orang yang membentuk ulang atau merevolusir pola produksi dengan memanfaatkan suatu penemuan atau, secara lebih umum, sebuah kemungkinan teknologis yang belum pernah dicoba untuk menghasilkan suatu komoditi baru ataupun memproduksi suatu bentuk lama dengan cara baru.
Perbedaan lain dengan Manajer. Manajer didefinisikan seseorang yang mengkoordinasikan aktifitas dan orang-orang untuk mencapai tujuan. Seorang manajer, diangkat secara formal dalam structural pengambil keputusan, namun belum tentu sebagai seorang wirausahawan. Tetapi seorang wirausahawan dapat menjadi manajer  dan tentunya manjadi pengambil keputusan. Manajer sangat sadar akan aturan dan larangan sedangkan wirausahawan memandang aturan hanya sebagai petunjuk dan bukan aturan yang membatasi. Manajer peka terhadap masa depan, karena itu cenderung meminimalkan resiko sedangkan wirausahawan memandang masa depan berdasarkan keuntungan financial dengan keinginan meningkatkan prestasi diri. Manajer mampu memngidentifikasi masalah dalam segala arah tindakannya dan membuat perencanaan rinci dalam jangka pendek dan dibatasi birokrasi tetapi wirausahawan bersikap cepat bertindak dan menuruti kata hati untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang. Manajer jarang yang melakukan inovasi sedangkan wirausahawan giat mencari perubahan dengan memanfaatkan peluang.
Banyak para manajer yang beralih menjadi wirausahawan. Mereka tidak mau seumur hidup menjadi orang gajian. Banyak diantara para wirausahawan suksek yang sebelumnya adalah karyawan di perusahaan tempatnya bekerja kemudian sukses membangun usahanya sendiri. Para pemilik bisnis bisa meraih sukses karena memiliki satu karakteristik yang sama yakni suka pada apa yang mereka lakukan dan mau berprestasi karena kreatifitasnya sendiri dan mendapatkan kepuasan hati.  
          Selain bebrapa istilah tersebut di atas, ada satu istilah yang kita kenal dengan Intrapreneur. Berbeda dengan seorang wirausaha yang biasanya juga berperan pemilik (owner) bisnisnya, kita jumpai pula beberapa pekerja / karyawan / eksekutif di suatu perusahaan yang memiliki semangat kewirausahaan. Atau dengan kata lain Intrapreneur merupakan wirausaha yang ada dalam lingkungan perusahaan. Sosok seperti ini sangat diperlukan karena sangat relevan dengan tujuan perusahaan, dalam hal uapaya memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Maka, semakin banyak belakangan ini perusahan-perusahaan besar yang memiliki program Intrepreneurship. Yakni suatu proses untuk tetap mempertahankan semangat kreativitas dan inovasi dalam diri karyawan meski dalam lingkungan perusahaan yang sudah memiliki system dan cara kerja yang ketat. Mereka bias sebagai agen pengembang perusahaan, karyawan / profesional di suatu perusahaan yang memiliki keberanian untuk mengambil resiko dan memiliki semangat kewirausahaan, bertugas mendirikan bisnis baru dan kecil di dalam perusahaan yang telah ada. Ataupun tipikal wirausaha yang ada di dalam perusahaan.

Jumat, 25 Februari 2011

Konsep Dasar Kewirausahaan (Entrepreneurship)

Wirausahawan secara umum adalah orang-orang yang mampu menjawab tantangan-tantangan dan memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Ide adalah hal yang utama. Kemampuan memiliki ide yang cemerlang akan dapat menentukan masa depan bangsa. Setiap orang pasti punya pikiran, tapi hanya sedikit yang punya ide. Ide adalah buah pikiran yang punya arah atau tujuan yang bernilai tinggi untuk diri sendiri dan juga lingkungan.
Dapatlah dinyatakan bahwa wirausaha mendasari pendobrakan kemiskinan karena wirausaha didorong oleh motif berprestasi, optimisme, sikap nilai dan keberhasilan. Kemampuan berwirausaha menunjukkan perilaku kreatif, berinovasi, kerja keras dan berani menghadapi resiko untuk memanfaatkan peluang serta untuk menghadapi tantangan yang mengancam. Oleh karena itu sangat baik kiranya generasi muda mempelajari kewirausahaan, sehingga dapat memiliki perilaku wirausaha.
Kegiatan wirausaha seringkali disebut bisnis. Bisnis dalam hal ini diartikan segala aktivitas untuk mendapatkan keuntungan untuk dapat memperbaiki kualitas hidup.
Kewirausahaan dimaksudkan dari kata wira dan usaha. Wira adalah suatu bentuk kepahlawanan dalam memperjuangkan sesuatu penuh dengan keberanian. Usaha adalah aktivitas yang dilakukan untuk mencapai kemenangan dalam memperjuangkan sesuatu. Wirausaha berarti kemampuan memiliki ide kreatif dan berperilaku dapat memperjuangkan usaha dengan keputusan pengambilan resiko secara bijak untuk meningkatkan kualitas hidup.
Pengertian kewirausahaan (entrepreneurship) sejauh ini masih banyak perdebatan. Tidak kurang dari 15 ahli kewirausahaan dari berbagai sekolah bisnis telah berupaya mendefinisikannya. Perdebatan ini disatu sisi penting untuk memperkaya khasanah tentang konsep kewirausahaan.
Wirausaha (entrepreneurship) yang didefinisikan Thomas W. Zimmere adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis, penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.
Raymond W. Y Kao menyebutkan kewirausahaan sebagai suatu proses. Yakni proses penciptaan suatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi), tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat. Sedang wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan proses penciptaan kesejahteraan dan nilai tambah, melalui peneloran dan penetasan gagasan, memadukan sumber daya dan merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan. Dengan kata lain seorang wirausaha adalah orang yang mempu menetaskan gagasan menjadi realitas.
Kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan menghadapi peluang. Sedangkan inovasi diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan. Wirausaha dapat diartikan sebagai kemampuan berfikir kreatif, berani mengambil resiko dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, dan proses dalam menghadapi tantangan hidup.
Dalam pengertian tersebut dapat pula diartikan bahwa kewirausahaan tidak terbatas pada kemampuan mengelola bisnis semata sebagai pengusaha tetapi juga siapapun yang mengelola upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan sumber daya untuk menemukan peluang demi perbaikan hidup. Jelas sudah bahwa entrepreneurship atau kewirausahaan tidak hanya dimaksudkan merintis usaha baru sebagai pengusaha tetapi juga seorang pegawai biasa yang bekerja pada instansipun bisa disebut wirausaha bila melakukan inovasi dan kreativitas dan ini yang sering disebut dengan intrapreneur.
Jadi seorang wirausaha adalah orang yang kreatif dan inovatif. Kreatif bila ia memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau mengadakan sesuatu yang belum ada. Inovatif bila ia memiliki kemampuan membuat perbedaan dari yang sudah ada.

Salam Indonesia ....

Jumat, 18 Februari 2011

USAHA "MARTABAK MANIS"

I. Latar Belakang
Usaha makanan mungkin akan menjanjikan keuntungan yang cukup lumayan, karena makan merupakan kebutuhan primer. Macam-macam makanan yang bisa kita buat salah satunya "MARTABAK MANIS". Makanan ini pembuatannya cukup sederhana dengan harga jual yang bisa dijangkau masyarakat luas.
II. Tujuan
Usaha ini mempunyai tujuan : mencari keuntungan/laba
III. Segmantasi Produk
- Menganalisa potensi pasar.
Dalam menjalankan usaha harus mengetahui potensi pasar yang dijalani agar usaha yang dilakukan dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat (konsumen)
- Menentukan objek pasar
Dalam menjalankan usaha harus menentukan objek pasar atau sasaran yang akan menjadi konsumen
- Menentukan target
Dalam menjalankan usaha harus menetapkan target usaha
IV. Keunggulan Produk
Memiliki berbagai macam rasa dan bahan baku yang higienis.
V. Analisa SWOT
1. Strength (kekuatan)
Bahan baku produk terjamin dan higienis, untuk semua kalangan serta produk ini bermacam rasa.
2. Weakness (kelemahan)
Tidak tahan lama serta produk mudah ditiru
3. Opportunity (peluang)
Tempat yang cukup strategis dan memadai
4. Threath (ancaman)
adanya pesaing yang menjual produk dengan harga yang tidak terlalu mahal.
VI. Analisa 4P
1. Product (produk)
"MARTABAK MANIS" merupakan makanan selingan sehari-hari.
2. Price (harga)
Harga per porsi Rp. 12.000.
3. Promotion (promosi)
Promosi lewat brosur atau dengan diskon bila membeli 5 porsi. dll
4. Place (tempat)
Cari tempat yang strategis
VII. Aspek Keuangan
MODAL
1. Bahan baku
    - Terigu 2 Kg                                : Rp. 14.000
    - Telur 1 Kg                                  : Rp. 12.000
    - Gula pasir 1 Kg                          : Rp. 10.000
    - Air
    - Garam                                       :  Rp. 2.000
    - Soda kue                                   : Rp. 3.000
    - Blue band                                  : Rp. 5.000
    - Pewarna kuning                         : Rp. 3.500
    - Fermipan (pengembang soda)    : Rp. 3.500
        TOTAL                                     Rp. 53.000

2. Bahan taburan
    - Kacang tanah 1/2 kg                  : Rp. 5.000
    - Meises                                       : Rp. 5.000
    - Keju                                          : Rp. 11.000
    - Susu kental manis                       : Rp. 7.000
    - Wijen                                        : Rp. 5.000
      TOTAL                                      Rp. 33.000

3. Bahan tambahan
    - Kardus                                    : Rp. 5.000
    - Piring plastik                            : Rp. 8.000
    - Garpu                                      : Rp. 7.000
    - Pisau                                        : Rp. 5.000
      TOTAL                                       Rp. 25.000

TOTAL MODAL   Rp. 111.000

2. Perhitungan keuntungan
Harga jual : Rp. 12.000 x 40 porsi                         = Rp. 480.000
Harga Pokok Produk perunit :
Harga beli bahan baku           : Rp. 2.150
Harga beli bahan tambahan    : Rp.    625
Ongkos angkut                      : Rp.    500
Total                                       Rp. 3.275

Jumlah Hpp Rp 3.275 x 40 porsi                          = Rp. 131.000
Laba kotor                                                           = Rp. 349.000
Biaya penjualan :
Biaya pembuatan brosur     : Rp. 30.000
Biaya transportasi               : Rp. 30.000
Biaya sewa tempat             : Rp. 25.000
Biaya listrik dan air             : Rp. 10.000
Biaya komunikasi               : Rp. 20.000
Biaya lainnya                      : Rp. 10.000
       Total                                                             = Rp. 125.000

Laba bersih                                                          = Rp. 224.000


Perhitungan keuntungan
224.000/480.000  X 100%  = 46,66 %                                               

Rabu, 16 Februari 2011

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Tidak mudah menjadi pengusaha, diperlukan banyak faktor. Media ini menjadi salah satu tempat untuk membantu UMKM mempromosikan produknya dan mendorong yang lain menjadi orang yang punya usaha serta berbagi pengalaman.