1. Menumbuhkan Minat
Berwirausaha
Semakin maju
suatu Negara semakin banyak orang yang
terdidik , dan banyak pula orang yang
menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan akan
lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan
kerja karena kemampuan pemerintah sangat terbatas . Pemerintah tidak mampu
menggarap semua aspek pembangunan karena
sangat banyak membutuhkan anggaran belanja, personalia, dan pengawasan.
Oleh sebab itu
wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu
wirausaha itu sendiri . Sekarang ini kita menghadapi kenyataan bahwa jumlah
wirausahawan Indonesia masih sedikit dan
mutunya belum bisa dikatakan hebat, sehingga persoalan pembangunan wirausaha
Indonesia merupakan persoalan mendesak bagi suksesnya pembangunan.
Indonesia
merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia, yaitu
setelah China, India dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia yang besar
tersebut tidak diimbangi dengan jumlah wirausahawan. Menteri Koperasi dan UKM
kabinet Indonesia bersatu jilid 2, Syarifuddin Hasan sat berkunjung ke Sulawesi
Barat, menyampaikan bahwa jumlah penduduk Indonesia mencapai 238 juta jiwa,
sedangkan jumlah wirausahawan hanya mencapai 0,24% saja dari jumlah penduduk
tersebut, jika kita bandingkan dengan jumlah wirausahawan Amerika Serikat
mencapai sekitar 11% dari jumlah penduduknya. Jumlah wirausahawan di Singapura
7%, dan Malaysia mencapai 5% . Maka
dapat dipastikan bahwa untuk memperkuat
perekonomian nasion al Indonesia masih diperlukan bermunculnya para
wirausahawan muda (Kompas, 21-09-2011)
Motivasi sebagian
besar penduduk Indonesia untuk berwirausaha relative rendah. Memiliki profesi
menjadi seorang wirausahawan pada umumnya merupakan satu “pilihan akhir” yang
sifatnya hanya “sementara”. Dikatakan pilihan akhir karena sebelum mengambil
keputusan untuk berwirausaha, mereka telah menemukan berbagai kesulitan pada
pilihan lainnya. Dikatakan sementara karena mereka akan meninggalkan aktivitas
usahanya pada saat mendapatken pekerjaan lain yang dianggapnya layak.
Kesulitan yang dihadapi sebelum mengambil keputusan
berwirausaha, antara lain :
1. Kesulitan dan
kegagalan dalam mendapatkan pekerjaan
2. Kesulitan untuk
melanjutkan pendidikan
3. Kontrak kerja
tidak diperpanjang
4. Wirausaha sebagai
batu loncatan
5. Tekanan dari
orang tua.
Jika kita
perhatikan manfaat adanya wirausaha banyak sekali, lebih rinci manfaatnya
antara lain
1.
Menambah daya tamping tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi
pengangguran.
2.
Sebagai Generator Pembangunan lingkungan, bidang produksi,
distribusi, pemeliharaan lingkungan, kesehjateraan, dsb.
3.
Menjadi contoh bagi anggota masyarakat lain, sebagai
pribadi unggul yang dapat dicontoh, diteladani, karena seorang wirausaha
itu adalah ptang terpuji, jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain .
4.
Selalu menghormati hukum dan peraturan yang berlaku , berusaha
selalu menjaga dan membangun lingkungan.
5.
Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan
social, sesuai dengan kemampuannya.
6. Berusaha memdidik karyawannya menjadi orang mandiri, disiplin ,
jujur, tekun dalam menghadapi pekerjaan.
7. Memberi contoh bagaimana kita harus bekerja keras, tetapi tidak
melupakan perintah-perintah agama, dekat kepada Allah SWT.
8.
Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros.
9. Memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan mau pun
kebersihan lingkungan.
Melihat banyaknya manfaat wirausaha
di atas, maka ada 2 hal dharma bhakti wirausaha terhadap pembangunan bangsa,
yaitu :
1. Sebagai pengusaha, memberikan dharma baktinya melancarkan proses
produksi, distribusi, dan konsumsi. Wirausaha mengatasi kesulitan lapangan
kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat.
2. Sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi, meningkatkan
ketahanan nasional, mengurangi ketergantungan pada orang lain
Demikian besar
dharma bakti yang dapat disumbangkan oleh wirausaha terhadap pembangunan
bangsa, namun masih banyak saja orang kurang berminat menekuni profesi tersebut. Penyebab dari kurangnya minat ini
mempunyai latar belakang pandangan negative dalam masyarakat terhadap profesi
wirausaha. Wirausaha ini kegiatannya banyak bergerak dalam bidang bisnis
termasuk kegiatan perdagangan.
Oleh sebab itu marilah kita lihat bagaimana
pandangan masyarakat kita terhadap profesi, lapangan kerja dalam sector ini,
yakni sector wirausaha, bisnis dan perdagangan.
Banyak factor
psikologis yang membentuk sifat negatif masyarakat sehingga mereka kurang berminat
terhadap profesi wirausaha, antara lain : sifat agresif, ekspansif, bersaing,
egois , tidak jujur, kikir sumber penghasilan tidak stabil, kurang terhormat,
pekerjaan rendah dsb. Pandangan seperti ini dianut oleh sabagain besar
penduduk, sehingga mereka tidak tertarik.
Landasan
Filosifis inilah yang menyebabkan rakyat Indonesia tidak termotivasi terjun ke
dunia bisnis. Kita tertinggal jauh dari Negara tetangga, yang seakan-akan
memiliki spesialisasi dalam bidang profesi bisnis. Mereka dapat mengembangkan
bisnis besar-besaran mulai dari industry hulu sampai dengan industry hilir,
meliputi usaha jasa, perbankan, perdagangan besar (grosir), perdagangan eceran
besar (department Store, swalayan), eceran kecil (retail), eksportir, importer,
dan berbagai bentuk usaha lainnya dalam berbagai jenis komoditi.
2. Mengubah Pola Pikir
Kita perlu prihatin terhadap rendahnya minat wirausaha dikalangan
masyarakat, khususnya mahasiswa dan pemuda, namun kita tidak perlu menyalahkan siapa pun
yang jelas kesalahan ada pada kita semua. Sekarang inilah kesempatan kita untuk
mendorong masyarakat khususnya para pelajar dan mahasiswa untuk mulai mengenali
dan membuka usaha atau berwirausaha. Pola pikir dan lingkungan yang selalu
berprientasi untuk menjadi karyawan mulai kita putar balik menjadi berorientasi
untuk mencari karyawan (pengusaha).
Untuk itu, perlu diciptakan suatu iklim yang dapat mengubah pola pikir baik mental mau pun motivasi orang tua, dosen, dan mahasiswa agar kelak anak-anak mereka dibiasakan untuk mnciptakan lapangan pekerjaan ketimbang mencari pekerjaan. Perubahan ini tidak dapat dilakukan secara cepat, tetapi harus dilakukan secara bertahap,
Untuk itu, perlu diciptakan suatu iklim yang dapat mengubah pola pikir baik mental mau pun motivasi orang tua, dosen, dan mahasiswa agar kelak anak-anak mereka dibiasakan untuk mnciptakan lapangan pekerjaan ketimbang mencari pekerjaan. Perubahan ini tidak dapat dilakukan secara cepat, tetapi harus dilakukan secara bertahap,
Pertama, misalnya dengan mendirikan sekolah
yang berwawasan wirausaha (entrepreneur) atau paling tidak menerapkan mata kuliah
kewirausahaan seperti yang sekarang ini sedang digalakkan di berbagai perguruan
tinggi. Dengan Demikian, hal itu sedikit banyak akan mengubah dan menciptakan
pola pikir (mental dan motivasi) mahasiswa dan orang tua.
Kedua,
di dalam pendidikan kewirausahaan perlu ditekankan keberanian untuk memulai
berwirausaha. Biasanya kendala kita untuk memulai suatu usaha adalah rasa takut
akan rugi atau bangkrut, namun sebagian orang yang sudah memiliki jiwa
wirausaha merasa bingung dari mana harus memulai suatu usaha.
Ketiga, Tidak sedikit yang merasa bahwa berwirausaha sama dengan tidak
memiki masa depan yang pasti. Sementara itu dengan bekerja diperusahaan, mereka
yakin bahwa masa depan sudah pasti, apalagi sebagai pegawai negeri, dengan
berwirausaha justru masa depan ada ditangan kita, bukan ditangan orang lain.
Baik buruknya masa depan, kitalah yang menentukan sehingga motivasi untuk
berkembang terbuka lebar.
Dorongan berbentuk motivasi yang kuat untuk maju dari pihak keluarga
merupakan modal awal untuk menjadi wirausaha. Dengan didukung pihak keluarga
mereke memiliki mental dan motivasi sebagai factor pendorong utama. Keluarga
dapat merangsang para mahasiwa dengan memberikan gambaran nyata betapa
nikmatnya memiliki usaha sendiri (pengusaha).
Memang mengubah pola pikir seseorang
untuk memulai suatu usaha bukan
pekerjaan mudah. Banyak kendala yang menghadang mulai dari mental takut rugi,
motivasi, bakat, soal keluarga, dana, pengalaman sebelumnya, sampai kemampuan
mengelola . Namun, paling tidak mental yang dimiliki merupakan modal yang
sangat besar untuk memulai suatu usaha.
Sekarang ini, banyak
anak muda mulai tertarik dan melirik profesi bisnis yang cukup menjanjikan masa
depan cerah. Kaum remaja zaman sekarang
, dengan latar belakang profesi orang tua yang beraneka ragam mulai mengarahkan
pandangannya ke pekerjaan bidang bisnis.
Keuntungan
Dan Kelemahan Menjadi Wirausaha
Keuntungan
menjadi Wirausaha adalah :
1.
Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri
2.
Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan kemampuan serta potensi
seseorang secara penuh.
3.
Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara
maksimal.
4.
Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha
konkrit.
5.
Terbuka kesempatan untuk menjadi bos.
Kelemahannya Menjadi Wirausaha
adalah :
1.
Memperoleh pendapatan yang tidak pasti, dan memikul berbagai
resiko. Jika resiko ini telah diantisipasi secara baik, maka berarti wirausaha
telah menggeser resiko tersebut.
2.
Bekerja keras dan waktu/jam kerjanya panjang.
3.
Kualitas kehidupannya masih rendah sampai usahanya berhasil,
sebab dia harus berhemat.
4.
Tanggung Jawabnya sangat besar, banyak keputusan yag harus dia
buat walau pun dia kurang menguasai permasalahan yang dihadapinya.
3. Jurus Awal
Menjadi Pengusaha
Sulitnya memutuskan untuk memulai berwirausaha hamper melanda
seluruh lapisan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat menengah ke bawah.
Banyak factor penyebab seperti yang telah dikemukakan di atas yang
mengakibatkan mereka belum berani memulai suatu kegiatan yang disebut
wirausaha.
Agar langkah kita
untuk berwirausaha menjadi mudah dan terang, kita perlu melakukannya dengan
langkah-langkah yang mudah. Langkah-langkah ini kita artikan sebagai jurus yang
akan membimbing dan mengarahkan kita sebelum memulai usaha . Berikut ada
beberapa j urus awal yang harus segera dilakukan jika mau berwirausaha, yaitu :
1. Berani memulaia
2. Berani menanggung
resiko
3. Penuh perhitingan
4. Memiliki rencana
yang jelas
5. Tidak cepatb puas
dan putus asa
6. Optimistis dan
penuh keyakinan
7. Memiliki
tanggung jawab
8. Memiliki etika
dan moral
9. Dan lainnya.
4. Kebutuhan Akan Wirausaha
Suatu pernyataan yang bersumber dari
PBB menyatakanb ahwa suatu Negara akan mampu membangun apabila memiliki
wirausahawan sebanyak 2% dari jumlah penduduknya. Jadi, jika Negara kita
berjumlah 200 juta jiwa, maka wirausahawannya harus lebih kurang sebanyak 4
juta.
Wirausahawan adalah seorang innovator, sebagai individu yang mempunyai
naluri untuk melihat peluang-peluang, mempunyai semangat. Kemampuan dan pikiran
untuk menaklukkan cara berpikir lamban dan malas. Seorang wirausahawan
mempunyai peran untuk mencari kombinasi-kombinasi baru, yang merupakan gabungan
dari 5 hal yaitu :
1.
Pengenalan barang dan jasa baru
2.
Metode produksi baru
3.
Sumber bahan mentah baru
4.
Pasar-pasar baru dan
5.
Organisasi industri baru
5. Latar Belakang Wirausaha
1.
Lingkungan Keluarga semasa kecil
2.
Pendidikan
3.
Nilai-nilai
4.
Usia
5.
Riwayat Pendidikan