Total Tayangan Halaman

Sabtu, 26 Februari 2011

MODEL ENTREPRENEURSHIP

FUNGSI DAN MODEL PROSES KEWIRAUSAHAAN
MKWR II


A. PERAN KEWIRAUSAHAAN

            Wirausahawan biasanya menikmati permainan bisnisnya dengan resiko yang diperhitungkan dan tidak mau menyerah meskipun menghadapi tantangan seberat apapun keadaannya. Kewirausahaan adalah keterampilan yang dapat dipelajari dan dikembangkan, oleh karena itu sebelum menjadi wirausahawan dapat mempertimbangkan manfaat menjadi wirausahawan dan menjadi pemilik bisnis.
Manfaat itu antara lain :
1. Peluang mengendalikan sendiri : memberikan kebebasan dan peluang untuk menentukan untuk sasaran yang penting bagi dirinya .
2. Kesempatan melakukan perubahan : melakukan perubahan yang dianggap penting.
3. Peluang untuk menggunakan potensi sepenuhnya : bisnis merupakan alat aktualisasi diri dimana pertumbuhan diri diri hanya dibatasi oleh bakat dan kekuatan sendiri.
4. Peluang untuk meraih keuntungan tanpa batas : keuntungan tanpa batas bisa menjadi motivasi untuk menciptakan kekayaan atau memperoleh lebih banyak kesenangan.
5. Peluang untuk berperan bagi masyarakat dan mendapatkan pengakuan atas usaha sendiri : memberikan citra yang baik bagi perekonomian nasional atau masyarakat sekitarnya adalah kepuasan pribadi baginya.
6. Peluang melakukan sesuatu yang disukai : membuat  pekerjaannya menjadi suatu kesenangan hidup karena mereka tertarik dan menyenangi pekerjaan tersebut.

Kelemahan menjadi wirausahawan antara lain adalah :
1. Pendapatan yang tidak pasti : bisnis yang dijalankan belum memberikan kepastian akan jaminan cukup uang untuk hidup sesuai dengan yang diinginkan. Pemilik adalah orang terakhir yang mendapatkan gaji , tetapi menjadi orang pertama yang menanggung kerugian.
2. Resiko kehilangan seluruh investigasi : Tingkat kegagalan bisnis relative tinggi. Berdasarkan penelitian bahwa 24% bisnis baru, gagal dalam 2 tahun, 51% tutup dalam waktu 4 tahun, dan 63% gulung tikat setelah 6 tahun. Penelitian ini membuktikan bahwa wirausahawan patut mempersiapkan diri secara psikologis dampak kegagalan.
3. Kerja lama dan kerja keras: membutukan tenaga ekstra di saat pegawai lain tidak bekerja karena harus mampu memberikan waktu lebih dari yang diharapkan pelanggannya dan rela untuk untuk tidak menerima upahnya. Bersedia bekerja keras.
4. Mutu hidup yang rendah sampai bisnisnya mapan : waktu yang panjang tersita hanya untuk bisinis dan seringkali keluarga terabaikan. Padahal pemula bisnis di Indonesia biasanya 25 tahun dan usia tersebut adalah usia membentuk keluarga.
5. Ketegangan mental yang tinggi : Ketegangan mental terjadi akibat penanaman modal yang berdampak pada kekhawatiran akan pengelolaannya. Frustasi sering diderita tatkala lingkungan ekonomi melemahkan kekuatan modalnya.
6. Tanggungjawab penuh : kemampuan menguasai keahlian hanya tertentu saja dan tidak di semua bidang, oleh karena itu keputusan seringkali membebaninya dengan ketidakyakinan atas hasil. Biasanya karena kurang pengalaman dan pengetahuan.

B. PROSES KEWIRAUSAHAAN
          Kewirausahaan diawali dengan inovasi yang dipicu oleh factor pribadi, lingkungan dan sosiologi. Perintisan kewirausahaan dipicu oleh ketiga factor tersebut;
Faktor Pribadi antara lain :
1. Pencapaian locus of control : pengendalian internal
2. Toleransi : menghargai orang lain
3. Pengambil resiko : memperhitungkan resiko
4. Nilai-nilai pribadi : prinsip diri, agama, budaya
5. Pendidikan : pengetahuan dan implemantasinya
6. Pengalaman : pengamatan dan pengalaman pribadi
7. Ketidakpuasan : tidak berpuas diri
8. Usia : Semangat, kekuatan, dan fisik
9. Komitmen :Kesanggupan 

Faktor lingkungan yang berpengaruh antara lain adalah :
1. Peluang : Situasi menguntungkan
2. Model peranan : tanggungjawab masing-masing dilingkungannya.
3. Aktivitas : Koordinasi
4. Pesaing : Industri yang sama
5. Inkubator : sumber ide
6. Sumber daya : alam, manusia, teknologi
7. Kebijakan pemerintah: peraturan bisnis.

Faktor Sosiologi
1. Jaringan kelompok : Dua oaring atau lebih bergabung secara formal ataupun non formal untuk berinteraksi dengan kelompok lain.
2. Orang tua : Penentu kehidupan anaknya
3. Keluarga : kekerabatan
4. Model peranan : tanggungjawab individu dalam berperilaku

C. TAHAPAN KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan dimulai dengan tahap perintisan. Di awal bisnis, wirausahawan menciptakan ide sehingga penting untuk mempersiapkan perencanaan pokok kearah pencapaian tujuan. Ide yang berhasil adalah ide yang mempertimbangkan inovasi.
Lima macam pembedaan inovasi oleh Joseph Schumpeter yakni :
1.    Inovasi diartikan memproduksi sesuatu benda yang kualitasnya
    Berbeda.
2. Inovasi diartikan memproduksi sesuatu benda dengan cara yang baru yang belum pernah dirintis siapapun juga.
3. Inovasi diartikan memasuki pasar baru yang belum pernah dimasuki industri tertentu.
4. Inovasi diartikan menggunakan bahan-bahan baku atau barang setengah jadi yang belum dipergunakan oleh suatu industri.
5. Inovasi diartikan mengorganisasi produksi dalam bentuk baru.

Pola berfikir inovatif antara lain :
1. Imajinatif yakni berfikir tanpa dibatasi oleh kenyataan pada saat itu, berfikir dengan dasar kemungkinan.
2. Spekulatif : Berfikir berdasar pada asumsi, intuisi, dan perkiraan pada analisis dan fakta.
3. Konseptual : Penyelesaian masalah didapatkan dengan cara mengambil intisari dari beberapa contoh yang berlainan dan bervariasi.
4. Interpersonal : Manusia dihargai dan diperlakukan sebagai asset yang paling penting dalam organisasi, penekanannya pada kontribusinya.
5. Impulsif : Ide baru dan kesempatan diterima secara terbuka dan didukung dengan kemampuan .
6. Belajar : mau bertanya dan ingin tahu serta berkemauan keras terhadap arah dan tujuan.
7. Mancari : mencari tahu dan tidak harus tahu secara pasti.
8. Reseptif : terbuka terhadap saran dan bantuan.
   
Pemikiran inovatif dapat digagalkan oleh perilaku organisasi.
Perilaku organisasi antara lain :
1. Logis : berfikir berdasarkan apa yang telah terjadi dimasa lalau dari pada apa yang akan terjadi di masa mendatang.
2. Rasionil : keputusan berdasarkan akal sehat dan objektif daripada emosi dan intuisi.
3. Analistis : masalah diselesaikan dengan memilahnya menjadi komponen-komponen dan memeriksanya untuk mengetahui hubungan satu dengan yang lain.
4. Teknis : sangat menghargai pengetahuan yang bersifat sains, objektif dan praktis.
5. Tahu : memerlukan jawaban atas penjelasan semua yang terjadi
6. Pasti : Perlu mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu dibuktikan.
7. Ketakutan : ketakutan atas hambatan inovasi dan ketidaktahuan.
8. Aktif : Melakukan sesuatu yang mempengaruhi sesuatu.
9. Intelektual : budaya berdasarkan tujuan dan dan proses secara rasional dan bukan emosioanal.
10. Terstruktur : sangat memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan proses, kebijakan, prosedur, batasan, definisi, peraturan dan undang-undang.
11. Sekuensial : menghadapi segala sesuatu secara berurutan, teratur dan bergantian.
12. Literal : menganggap segala sesuatunya benar-benar seperti apa adanya jelas dan tidak mendua arti.
13. Konvergen : menyempitkan pemikiran hingga pada suatu alternative .
14. Konservatif : pelan beradaptasi untuk mengadapi perubahan serta menahan diri dan cenderung menghindari resiko.
15. Hati-hati : sangat memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan konsekuensi dan kewaspadaan.
16. Kompetitif : menjadi lebih unggul dibandingkan yang lain.
17. Menghakimi : mempunyai opini dan evaluasi kritis tentang segala sesuatu serta cepat untuk menentukan keputusan.
18. Curiga : berpikir negative atau tanpa bukti.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar